Kenali Jenis Makanan yang Harus Dihindari saat Diare

Kenali Jenis Makanan yang Harus Dihindari saat Diare

Konsumsi makanan yang tidak higienis, tidak sehat, atau tidak sesuai dengan kondisi tubuh bisa menyebabkan sakit diare. Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mengkonsumsi makanan sembarangan. Makan sembarangan merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang tanpa memperhatikan dampaknya bagi kesehatan. Padahal, makan sembarangan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit yang menempel pada sel epitel usus dan merusaknya.

Epitel merupakan lapisan sel yang melapisi permukaan tubuh dan organ dalam termasuk usus. Epitel usus berfungsi sebagai penghalang antara isi usus dan darah serta sebagai tempat penyerapan nutrisi dari makanan. Kerusakan epitel pada usus bisa menyebabkan sakit diare karena mengganggu fungsi penyerapan dan sekresi cairan dan elektrolit di usus. Selain itu, kerusakan epitel usus juga bisa memicu respon imun dan inflamasi yang meningkatkan produksi lendir dan eksudat di lumen usus. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer dan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering. Untuk itu, penting untuk menghindari makanan yang memperparah sakit diare. Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan:

 

1. Hindari makanan yang berlemak

 

Makanan berlemak merupakan makanan yang mengandung banyak lemak, baik lemak jenuh maupun lemak tak jenuh. Contoh makanan berlemak adalah gorengan, mentega, keju, daging berlemak, atau makanan cepat saji. Makanan berlemak bisa menyebabkan diare karena bisa mengganggu proses pencernaan lemak di usus.

 

Usus membutuhkan enzim dan empedu untuk mencerna lemak. Jika lemak yang masuk terlalu banyak atau terlalu sering, usus bisa kewalahan dan tidak bisa mencerna lemak dengan baik. Akibatnya, lemak bisa menumpuk di usus dan menarik cairan ke dalamnya sehingga menyebabkan feses menjadi encer dan berminyak. Lemak juga bisa merangsang kontraksi usus dan meningkatkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik adalah gerakan gelombang otot usus yang mendorong makanan dari mulut ke anus. Jika gerak peristaltik terlalu cepat, makanan tidak akan sempat diserap dengan baik oleh usus dan hal tersebut menyebabkan feses menjadi encer dan berair. Makanan berlemak juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom iritasi usus (IBS), penyakit radang usus (IBD), atau penyakit celiac yang bisa menyebabkan diare kronis. Sindrom iritasi usus (IBS) adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan nyeri perut, kembung, konstipasi, atau diare yang berulang.

 

Untuk menghindari makanan berlemak, sebaiknya pilihlah makanan yang rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan tanpa kulit, telur rebus, tahu, dan tempe. Pilihlah juga cara memasak yang sehat seperti merebus, mengukus, memanggang, atau menumis dengan sedikit minyak. Hindari makanan yang digoreng, dibalut tepung, mentega, atau keju. Selain itu, batasi konsumsi minuman berlemak seperti susu kental manis, krim kocok, atau es krim.

 

2. Hindari makanan yang menimbulkan gas

 

Makanan yang menimbulkan gas seperti kubis, brokoli, kembang kol, buncis, kacang-kacangan, atau buah-buahan tertentu bisa menyebabkan perut kembung dan nyeri. Gas yang terbentuk di usus bisa menekan dinding usus dan merangsang gerak peristaltik. Selain itu, gas juga bisa mengganggu penyerapan cairan dan zat gizi di usus.

 

Makanan yang menimbulkan gas juga bisa memicu diare pada orang yang memiliki intoleransi fruktosa atau sorbitol. Fruktosa adalah gula yang terdapat dalam buah-buahan, sedangkan sorbitol adalah gula alkohol yang terdapat dalam permen karet atau permen bebas gula. Jika tubuh tidak memiliki enzim yang cukup untuk mencerna fruktosa atau sorbitol, maka zat-zat tersebut akan tertinggal di usus dan difermentasi oleh bakteri usus, sehingga menghasilkan gas. Gas ini bisa menyebabkan perut kembung, nyeri, dan diare.

 

Untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas, sebaiknya pilihlah sayuran yang tidak mengandung banyak serat, seperti wortel, labu kuning, bayam, selada air, atau tomat. Pilihlah juga buah-buahan yang tidak mengandung banyak fruktosa, seperti pisang, apel tanpa kulit, melon kuning (honeydew), semangka (watermelon), atau anggur tanpa biji. Selain itu, makanlah dengan perlahan dan kunyah makanan dengan baik sebelum menelan agar tidak menelan banyak udara yang bisa menyebabkan gas. Minumlah air putih yang cukup untuk membantu pencernaan dan mengurangi gas. Jika perlu, konsumsi obat-obatan yang bisa mengurangi produksi gas atau membantu mengeluarkan gas dari usus.

 

Dengan menghindari makanan yang berlemak dan makanan yang menimbulkan gas, Anda sudah mencegah dan menjaga kesehatan pencernaan Anda. Ingatlah menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi sangat penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.