Makanan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu menjaga daya tahan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Namun, makanan yang tidak cocok atau terkontaminasi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti sakit diare. Diare adalah kondisi yang ditandai dengan buang air besar (BAB) yang meningkat dan tinja yang encer atau berair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, virus, atau parasit, alergi makanan, stres, atau efek samping obat. Diare dapat menyebabkan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan kekurangan nutrisi jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan makanan dan minuman saat mengalami diare. Ada beberapa jenis makanan yang dapat membantu memulihkan dari sakit diare, antara lain:
1. Makanan berserat
Makanan berserat Makanan berserat adalah makanan yang mengandung zat yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia, tetapi dapat dimanfaatkan oleh bakteri usus. Makanan berserat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Serat larut adalah serat yang dapat larut dalam air dan membentuk gel di usus. Serat tidak larut adalah serat yang tidak dapat larut dalam air dan tetap utuh di usus.
Makanan berserat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama bagi penderita diare. Makanan berserat dapat membantu menyerap air berlebih di usus dan membentuk tinja yang lebih padat. Hal ini dapat mengurangi frekuensi dan volume BAB, serta mencegah dehidrasi. Serat juga dapat membantu mengatur gerak usus dan mencegah sembelit yang sering terjadi setelah diare. Selain itu, serat juga dapat memberi rasa kenyang lebih lama dan mengurangi asupan kalori yang berlebihan.
Beberapa contoh makanan berserat yang baik untuk diare adalah pisang, apel (tanpa kulit), pir (tanpa kulit), oatmeal, roti gandum, dan nasi putih. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis serat baik untuk diare. Serat yang larut dalam air (seperti pektin dan beta-glukan) lebih disarankan daripada serat yang tidak larut dalam air (seperti selulosa dan lignin) karena serat yang tidak larut dapat meningkatkan volume tinja dan memperburuk diare.
2. Makanan rehidrasi
Makanan rehidrasi adalah makanan yang mengandung cairan dan elektrolit (seperti natrium, kalium, dan klorida) yang dapat membantu mengganti cairan dan mineral yang hilang akibat diare. Cairan dan elektrolit sangat penting untuk menjaga fungsi tubuh yang normal, seperti tekanan darah, denyut jantung, kontraksi otot, transmisi saraf, dan keseimbangan asam-basa.
Makanan rehidrasi dapat membantu mencegah dehidrasi, yaitu kondisi dimana tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti haus, mulut kering, lemas, pusing, sakit kepala, kulit kering, mata cekung, denyut nadi cepat, tekanan darah rendah, dan kesadaran menurun. Dehidrasi juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal, hati, otak, jantung, dan paru-paru.
Rehidrasi yang baik untuk diare merupakan sup kaldu ayam atau sayur, jus buah (tanpa gula tambahan), teh herbal (tanpa kafein atau gula), dan air kelapa. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis cairan dan elektrolit cocok untuk diare. Cairan dan elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan osmosis yang tidak seimbang dan memperparah dehidrasi. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan larutan oral rehidrasi (ORS) yang mengandung konsentrasi cairan dan elektrolit yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Selain makanan-makanan di atas, ada juga beberapa jenis makanan yang harus dihindari saat mengalami diare, antara lain:
1. Makanan pedas
Makanan pedas dapat merangsang usus dan memperparah gejala diare. Beberapa contoh makanan pedas yang harus dihindari saat diare adalah sambal, cabai, merica, bawang putih, jahe, dan kunyit.
2. Makanan berlemak
Makanan berlemak dapat meningkatkan kontraksi usus dan mempercepat gerak peristaltik. Hal ini dapat menyebabkan tinja menjadi lebih encer dan lebih sering keluar. Beberapa contoh makanan berlemak yang harus dihindari saat diare adalah gorengan, daging berlemak, mentega, keju, susu full cream, dan krim.
3. Makanan manis
Makanan manis dapat meningkatkan osmolaritas usus dan menarik air ke dalam usus. Hal ini dapat menyebabkan tinja menjadi lebih berair dan lebih banyak keluar. Beberapa contoh makanan manis yang harus dihindari saat diare adalah gula pasir, madu, sirup, permen, coklat, kue, dan es krim.
Itulah makanan yang baik dan buruk untuk diare. Makanan berserat dan rehidrasi dapat membantu memulihkan usus dan tubuh. Makanan pedas, berlemak, dan manis dapat memperburuk gejala diare. Pilihlah makanan yang sesuai dengan kondisi Anda. Semoga lekas sembuh!